Seratus dua puluh lima hari yang
lalu kita berjumpa untuk berpisah
Di persimpangan
jalan itu kita pilih arah masing-masing
Bukan yang
pertama
Bukan pula tuk
yang kedua
Tetapi yang
ketiga
Lengkaplah
menjadi batas atas kesetiaan yang kau pertaruhkan
Aku memang
terlalu egois
Mencintaimu
dengan caraku
Menginginkanmu
utuh hanya untukku
Aku memang egois
Tuk tetap
bertahan denganmu
Walau semua orang
mengutukiku
Secara akal sehat
jelas aku bodoh
Hari itu kau
tersenyum
Duduk disampingku
Mungkin kau
menanti kado dariku
Maaf
Di hari ulang
tahunmu..
Justru ku ingin
kita memilih jalan masing-masing
Kau dengan
caramu.. aku dengan caraku..
Kau mengangguk
Kau tersenyum
Kau genggam
tangan ini
Kau iringi
langkahku dengan perlahan
Sampai di
persimpangan jalan itu
Tanpa sepatah
katapun kita saling melepaskan gengaman
Kau paham.. aku
paham..
Seminggu kemudian
Semuanya terbukti
Kau tak dapat
mengelak
Semua orang pun
paham kau memang tak pantas untukku
Dan apa yang
terjadi padamu sekarang
Sungguh.. aku tak
lagi peduli
Hai rere.. kau
tahu..
Aku sudah
melupakan semua kepahitan itu
Aku tak dendam
padamu.. aku justru berterimakasih padamu
Karena kau.. aku
tahu rasanya sakit dikhianati
Dan aku sama sekali tidak ingin berlaku demikian
dengan orang yang kusayang..
Karena cinta,
bukan taruhan
Dan cinta tak
butuh persyaratan
Re..
Seperti
keinginanmu,, aku menemukan sesoarang yang lebih baik darimu
Jauh... lebih
baik darimu..
Aku menyayanginya
tanpa sedikitpun ada bayang-bayangmu...
Karna dia tak sepertimu..
Dan karena dia adalah dia....
Bukan yang kamu tapi bukan kamu......
No comments:
Post a Comment