Saturday, July 12, 2014

(tidak) ada bunda

Berlari-larian kaki-kaki kanak-kanak di sepanjang lorong kosong bayang-bayang.
Sore itu, di ujung lorong, seorang gadis melambungkan kisah-kisah masa lalu yang bagai melulur-sosok hanya dalam pikirannya.
Disapanya kanak-kanak yang berlarian melewatinya. Namun tak satu jua dari mereka melemparkan pandangan pada gadis itu. 


Sejurus kemudian gadis bemata cerlang itu berbalik arah, menggapai jendela tak bertirai. Hari itu matahari tak secerah biasa, tak pula gelap mengundang mendung. Tak ada isyarat.

 

Lima belas tahun yang lalu.. Di lorong berbeda, anak semasih kanak.. menatap hujan di balik jendela, menanti sang bunda kembali dari rutinitas mengais berkah. Cemas yang membuncah, mengalirkan air di pelupuk mata. Membasahi pipi mungil sekel kepunyaannya. Hari itu bunda datang menjemput. Riuh suara kendaraan lalu lalang berbalap-balapan dengan suara hujan di balik jendela mengecilkan pendengaran anak itu akan suara bundanya.
"Bundaaa...lama sekali sih datangnya", teriak anak itu dengan semburat kemerahan di wajahnya.
Bunda tersenyum..
"Ayo pulang..." ucap bunda meraih tangan anak itu.
 

Tahun demi tahun menjejal hari-hari kanak yang bertumbuh dewasa.
Dihembus-hembuskan nafas dari mulut mungil gadis itu ke jendela di hadapannya.
 

Hari ini tak hujan seperti lima belas tahun lalu.
Juga tiada bunda. 


 
-Tangerang, 9 Juli 2014-

No comments: