Ahiru's Melodrama
Hello, I am Ahiru . I like duck/duckling 'bebek' or anything stuffs about it :) I'm 20 years old. I lived in Jakarta, Indonesia. Now I am taking Education of Indonesian Language and Literature at Jakarta State University (UNJ). Let's make a friend!!! ^_^v
Saturday, July 12, 2014
Sebutlah kini
Retak-retak aspal menggeretak
Mentari menyemai panas yang mengepulkan ubun-ubun
Tak satupun kaki-kaki telanjang sudi menjejal
Kecuali ketika malam beriringan pelita
Kanan kiri tanah basah
Gembur meremah-remah
Dulu.
-Jakarta, 10 Juli 2014-
Mentari menyemai panas yang mengepulkan ubun-ubun
Tak satupun kaki-kaki telanjang sudi menjejal
Kecuali ketika malam beriringan pelita
Kanan kiri tanah basah
Gembur meremah-remah
Dulu.
-Jakarta, 10 Juli 2014-
Irritate
Do u think i'm still in a cradle?
No !
I'm not a toddler !
Can u see??
This is my adolescence !
I want to be like you.. And like the others adult.. Free !
Even thought you always left me behind
But my survival took me up to the maturity
I aware of my proud of !
The society outside..
Gives of a lot of Perquisite
this is my FATE !
Submission for believers to remind the unbelievers resolutely repeated the reluctant . .
Last but not least..
They all said i'm Indolent, dull, and boasful !
There's nothing to lose from the former said,, I know !
But this is my limitation odyssey .
I'm irritating .
Jakarta, Sept 27th 2012
*ahiru
No !
I'm not a toddler !
Can u see??
This is my adolescence !
I want to be like you.. And like the others adult.. Free !
Even thought you always left me behind
But my survival took me up to the maturity
I aware of my proud of !
The society outside..
Gives of a lot of Perquisite
this is my FATE !
Submission for believers to remind the unbelievers resolutely repeated the reluctant . .
Last but not least..
They all said i'm Indolent, dull, and boasful !
There's nothing to lose from the former said,, I know !
But this is my limitation odyssey .
I'm irritating .
Jakarta, Sept 27th 2012
*ahiru
An existence
aku masih percaya dengan intuisi.
walau tak sepenuhnya berpikir rasional, tapi intuisi membawaku pada kenyataan hidupmu. kisah yang sebelumnya hanya samar ku tahu. kebohongan yang kau selimuti dengan segala tetek-bengek pencitraan.
hingga sempat dengan segala kerendahan hati ku katakan, "aku mampu menerimamu apa adanya." Saat itu intuisi seakan menatapku lekat sambil berkacak pinggang.
yaa.. kau pernah bilang, "tak ada yang tak mungkin".
padahal kau tahu jelas antara kita adalah hal yang tak mungkin.
oh ya, mungkin benar... itu mungkin bagimu.
ya ya ya... tapi tidak bagiku. haha...
it's really impossible for me. lol~
intuisi masih selalu melekat, bahkan ia terlalu melekat dalam diriku, dan ia terlalu pencemburu. intuisiku terlalu pemarah. namun intuisiku selalu mampu memberikan pelajaran. intuisi yang seringkali tak sehati, namun jelas ia terlahir dari hati. ia membuatku bersyukur bahwa aku masih punya hati. sampai pada suatu waktu aku anggap intuisi adalah suara hati malaikat penjagaku.
intuisi... cobalah suatu waktu kau menjelma menjadi sesosok bentuk.
bentuk apa saja, asal berbentuk.
karena aku terlalu lelah menghadapi ia yang fatamorgana.
oh, bukan engkau yang ku maksud wahai intuisi.
tapi yang orang ramai sebut 'rasa cinta'.
Tangerang, 010214
walau tak sepenuhnya berpikir rasional, tapi intuisi membawaku pada kenyataan hidupmu. kisah yang sebelumnya hanya samar ku tahu. kebohongan yang kau selimuti dengan segala tetek-bengek pencitraan.
hingga sempat dengan segala kerendahan hati ku katakan, "aku mampu menerimamu apa adanya." Saat itu intuisi seakan menatapku lekat sambil berkacak pinggang.
yaa.. kau pernah bilang, "tak ada yang tak mungkin".
padahal kau tahu jelas antara kita adalah hal yang tak mungkin.
oh ya, mungkin benar... itu mungkin bagimu.
ya ya ya... tapi tidak bagiku. haha...
it's really impossible for me. lol~
intuisi masih selalu melekat, bahkan ia terlalu melekat dalam diriku, dan ia terlalu pencemburu. intuisiku terlalu pemarah. namun intuisiku selalu mampu memberikan pelajaran. intuisi yang seringkali tak sehati, namun jelas ia terlahir dari hati. ia membuatku bersyukur bahwa aku masih punya hati. sampai pada suatu waktu aku anggap intuisi adalah suara hati malaikat penjagaku.
intuisi... cobalah suatu waktu kau menjelma menjadi sesosok bentuk.
bentuk apa saja, asal berbentuk.
karena aku terlalu lelah menghadapi ia yang fatamorgana.
oh, bukan engkau yang ku maksud wahai intuisi.
tapi yang orang ramai sebut 'rasa cinta'.
Tangerang, 010214
(tak) perlu
"Sebenarnya hanya butuh tempat untuk berbagi", katanya..
"Hmm.." Sahutku sambil menatap layar tab terus menekan-nekan layar seolah menikmati permainan di layar itu. Enggan kuperlihatkan mata yang berkaca-kaca ini.. sepertinya luka-luka setengah mengering itu tersayat-sayat lagi.
Pikiranku mengawang pada beberapa carik kertas yg tempo hari ku sobek kecil-kecil dan ku biarkan rintik hujan melunturkan apa-apa yang tertulis di dalamnya, kemudian menyatu dengan tanah.
Bukan yang pertama lagi. Bahkan sudah sangat muak aku meladeni semua pelik sandiwara. Terutama yang satu ini.
Aku harus memahami apa yang ingin ku tentang. Aku terbentur dengan etika. Tak mampukah kau lihat luka itu?
Luka yang tak pernah kau duga bahwa ia akan bertumbuhkembang seiring taburan semaian kamuflase pencitraan yg kau berikan.
Dan remah-remah sakit hati itu, hari demi hari, akan menumbuhkan lelah-lelah tak berkesudahan.
Kapan akan kau sudahi?
-Tangerang, 9 Juli 2014
"Hmm.." Sahutku sambil menatap layar tab terus menekan-nekan layar seolah menikmati permainan di layar itu. Enggan kuperlihatkan mata yang berkaca-kaca ini.. sepertinya luka-luka setengah mengering itu tersayat-sayat lagi.
Pikiranku mengawang pada beberapa carik kertas yg tempo hari ku sobek kecil-kecil dan ku biarkan rintik hujan melunturkan apa-apa yang tertulis di dalamnya, kemudian menyatu dengan tanah.
Bukan yang pertama lagi. Bahkan sudah sangat muak aku meladeni semua pelik sandiwara. Terutama yang satu ini.
Aku harus memahami apa yang ingin ku tentang. Aku terbentur dengan etika. Tak mampukah kau lihat luka itu?
Luka yang tak pernah kau duga bahwa ia akan bertumbuhkembang seiring taburan semaian kamuflase pencitraan yg kau berikan.
Dan remah-remah sakit hati itu, hari demi hari, akan menumbuhkan lelah-lelah tak berkesudahan.
Kapan akan kau sudahi?
-Tangerang, 9 Juli 2014
(tidak) ada bunda
Berlari-larian kaki-kaki kanak-kanak di sepanjang lorong kosong bayang-bayang.
Sore itu, di ujung lorong, seorang gadis melambungkan kisah-kisah masa lalu yang bagai melulur-sosok hanya dalam pikirannya.
Disapanya kanak-kanak yang berlarian melewatinya. Namun tak satu jua dari mereka melemparkan pandangan pada gadis itu.
Sejurus kemudian gadis bemata cerlang itu berbalik arah, menggapai jendela tak bertirai. Hari itu matahari tak secerah biasa, tak pula gelap mengundang mendung. Tak ada isyarat.
Lima belas tahun yang lalu.. Di lorong berbeda, anak semasih kanak.. menatap hujan di balik jendela, menanti sang bunda kembali dari rutinitas mengais berkah. Cemas yang membuncah, mengalirkan air di pelupuk mata. Membasahi pipi mungil sekel kepunyaannya. Hari itu bunda datang menjemput. Riuh suara kendaraan lalu lalang berbalap-balapan dengan suara hujan di balik jendela mengecilkan pendengaran anak itu akan suara bundanya.
"Bundaaa...lama sekali sih datangnya", teriak anak itu dengan semburat kemerahan di wajahnya.
Bunda tersenyum..
"Ayo pulang..." ucap bunda meraih tangan anak itu.
Tahun demi tahun menjejal hari-hari kanak yang bertumbuh dewasa.
Dihembus-hembuskan nafas dari mulut mungil gadis itu ke jendela di hadapannya.
Hari ini tak hujan seperti lima belas tahun lalu.
Juga tiada bunda.
-Tangerang, 9 Juli 2014-
Sore itu, di ujung lorong, seorang gadis melambungkan kisah-kisah masa lalu yang bagai melulur-sosok hanya dalam pikirannya.
Disapanya kanak-kanak yang berlarian melewatinya. Namun tak satu jua dari mereka melemparkan pandangan pada gadis itu.
Sejurus kemudian gadis bemata cerlang itu berbalik arah, menggapai jendela tak bertirai. Hari itu matahari tak secerah biasa, tak pula gelap mengundang mendung. Tak ada isyarat.
Lima belas tahun yang lalu.. Di lorong berbeda, anak semasih kanak.. menatap hujan di balik jendela, menanti sang bunda kembali dari rutinitas mengais berkah. Cemas yang membuncah, mengalirkan air di pelupuk mata. Membasahi pipi mungil sekel kepunyaannya. Hari itu bunda datang menjemput. Riuh suara kendaraan lalu lalang berbalap-balapan dengan suara hujan di balik jendela mengecilkan pendengaran anak itu akan suara bundanya.
"Bundaaa...lama sekali sih datangnya", teriak anak itu dengan semburat kemerahan di wajahnya.
Bunda tersenyum..
"Ayo pulang..." ucap bunda meraih tangan anak itu.
Tahun demi tahun menjejal hari-hari kanak yang bertumbuh dewasa.
Dihembus-hembuskan nafas dari mulut mungil gadis itu ke jendela di hadapannya.
Hari ini tak hujan seperti lima belas tahun lalu.
Juga tiada bunda.
-Tangerang, 9 Juli 2014-
Jelaga
Kau.. dinding berjelaga
Tak ada indahnya, sampai disingkirkannya sumber asap
Yang kemudian hanya dengan beberapa usap, dapat kembali bersih
Sayang... kalian tak dapat saling menyingkirkan
Hingga kau tetaplah dinding berjelaga
Yang semakin hari semakin terkelupas tanda-tanda kekokohanmu
-Tangerang, 9 Juli 2014-
Tak ada indahnya, sampai disingkirkannya sumber asap
Yang kemudian hanya dengan beberapa usap, dapat kembali bersih
Sayang... kalian tak dapat saling menyingkirkan
Hingga kau tetaplah dinding berjelaga
Yang semakin hari semakin terkelupas tanda-tanda kekokohanmu
-Tangerang, 9 Juli 2014-
Genap 22 tahun. Alhamdulillah..
Alhamdulillah.. alhamdulillah.. alhamdulillah....
Hari ini genap 22 tahun usiaku.
Genap pula 6 tahun usia blog ini.
Dari dulu ingin terus ngeblog tapi jarang keep in touch sama komputer/laptop.
Semoga seterusnya bisa sering posting tulisan-tulisan yang bermutu.
Karena kebanyakan sih curhatan ya di sini. namanya juga cewek.
tuhkan alaynya kumat.
over all.. trims buat semua orang yang berada disekelilingku selama ini.
smoga Allah mengabulkan doa-doa kalian untukku, begitu pula utk kalian.
I'm so glad today.. :)
120714
Thursday, June 27, 2013
Queen of Solitude
Kala intan dan permata adalah barang yang paling berharga
yang aku miliki
Aku mampu saja menukarnya demi memilikimu
Semoga cinta menuntun langkahmu menemuiku
Aku yang masih terjembab masa lalu
Lihat, aku luka
Aku tambah terluka melihat lukamu
Aku menjauh agar kau tak melihat lukaku
Pilu yang melanda saat menyadari ketidakmampuanku memilikimu
Aku pengecut
Senyum, atau tangis, adalah dua hal yang hanya dapat aku
lakukan saat kau putuskan menutup hatimu
Aku tak mampu membuatmu mengingatku
Bahkan dalam memorimu
Mungkin saja aku hanyalah angin yang
sekedar menghembuskan kesegaran sesaat
Gilimanuk-Ketapang |
Wednesday, June 26, 2013
Dear Diary...
Malam ini aku merindukan ketiga
sahabatku. Waktu yang paling sempurna saat masa sekolah, adalah waktu bersama
mereka. Kami tampak sederhana, dengan kegilaan yang wajar, kami menyemai
persahabatan yang semoga tak lekang oleh waktu. Bagaimana aku menggambarkan
mereka, mereka begitu sempurna sebagai sosok sahabat. Kami tersenyum, tertawa,
dan menangis bersama-sama. Doa, asa, semangat, semua ada di kebersamaan kami.
Biar aku menggambarkan dengan
sederhana sahabat-sahabatku semenjak SMA ini. Mereka adalah Khairunnisa (Nisa),
Nurul Hidayah (Uyung), dan Mujiati (Muji/Nji), dan aku sendiri Nur Malindah
Lestari (Iin), kami masing-masing juga memiliki sebuah cincin yang dipahat
singkatan nama kami, IMUN (Iin, Muji, Uyung, dan Nisa).
1. Khairunnisa
Nisa, Qirun, atau Datum. Ya
itulah yang biasa kami sebut untuk memanggil dirinya. Sewaktu kelas 10, tak ada
yang spesial mengenai dirinya, karena kami belum saling dekat. Kami mulai akrab
semenjak kami berlatih tari saman untuk pagelaran seni kelas 10. Kemudian kami
melanjutkan ke kelas yang sama ‘sebelas Ilmu Pengetahuan Bahasa (IPB)’. Tatapan
matanya yang tajam jika melirik orang membuat nurul selalu berkata “Dia mah,
biasa aja dong Nis, kalo ngeliat orang gitu banget, ngeri jadinya.hehe”.
Nisa,
sahabatku ini orang yang sederhana dan juga irit. Ia memiliki seorang kekasih
yang baik hati ‘ka Fajri’. Mereka sudah lebih dari lima tahun menjalin kasih,
semoga Allah segera mempersatukan kalian dalam ikatan yang suci dan halal :)
Sewaktu menjelang UN, seorang
kakak bimbel bertanya “Nisa mau masuk jurusan apa nanti kuliah?”, dengan mantap
nisa menjawab “pendidikan bahasa Indonesia kak”, aku pun berceloteh “wah..gue
sih maunya pendidikan bahasa Inggris atau Jepang nis! Ogah Bahasa Indonesia
mah, mau jadi apaan gue!”. Ya Tuhan, aku termakan sumpah serapahku itu… Lihat
aku sekarang! Mahasiswa semester 6 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNJ.
Aku selalu tertawa geli jika mengingat semua itu. Nisa yang ternyata salah
memilih jurusan saat mendaftar, ia justru mendaftar prodi ‘sastra Indonesia’
bukan ‘Pendidikan bhs Indonesia’. Aku mencoba menegarkan hatinya. Hehe :p namun aku bahagia, Terima kasih ya Allah
karena kami berada di satu univ yang sama, fakultas yang sama, jurusan yang
sama, dan tentunya gedung kelas yang sama.
Ide gila yang sering terlontar
dari ucapannya tak jarang membuat kami tertawa terpingkal-pingkal atau sekedar
menyengir, atau menyungging. Hehe.. ia sering menggunakan kata ganti untuk
menggambarkan suatu peristiwa, dan menggunakan kalimat pragmatik, sehingga kami
bertiga (iin, nji, uyung) seringkali harus berpikir keras untuk menebak apa
maksudnya. Kadang-kadang juga ingin rasanya aku merampok HP-nya dan
menyembunyikannya jauh-jauh saat ia mulai bercakap-cakap dengan kekasihnya.
Hati-hati nis, kebanyakan nelpon ntar kena radang otak lho #ngeles
Botol minum tak pernah absen
mendampinginya kemana pun ia berada. Ia terlalu addict dengan air putih,
sehingga tubuhnya tampak sehat selalu. Nisa, sosok kalem yang keibuan.
Pekerjaan rumah apa yang tak bisa ia kerjakan. Aku kagum padanya. Mungkin hal
itu pula lah yang membuat ka Fajri tergila-gila padanya. Tahi lalat di atas
bibirnya membuat ia terlihat manis, itulah mengapa kami menyebutnya datum.
Datum dalam matematika adalah sebuah titik. Itulah, titik di atas bibirnya.
Hehe.. Nisakuh, terima kasih telah membuat persahabatan ini terasa sempurna :)
Aku sayang Nisa selamanya!
2. Nurul Hidayah
“Uyung….!” Biasa kami
memanggilnya, panggilan akrab dia di keluarganya itu kami hadirkan kembali
diantara kami, agar kami bisa menjadi seperti keluarganya. Uyung, pertama aku
mengenalnya di kelas IPB, ia duduk tepat dibelakangku. Wanita berkerudung
panjang, pernah menjadi kepala keputrian ROHIS SMA kami. Awalnya aku agak
sungkan, takut-takut pemikiran kami jauh berbeda dengan aku yang agak jauh dari
kegiatan-kegiatan rohani. Namun, kemudian pemikiranku salah, ia justru
membuatku jauh lebih baik. Ia bak pelita di tengah gelapnya hutan rimba, ia
yang selalu mengingatkanku saat salah, dan tak enggan memujiku kala aku aku
‘benar’.
Ia hampir selalu membawa bekal
makanan ke sekolah, dan dari sekian banyak makanannya, bakso tumis pedas ialah
menu favoritku saat aku mengrecoki waktu makannya. Hehe, Rul, bakso tumis
pedasmu adalah makanan terenak buatan sahabatku yang pernah aku cicipi! Kami
pun menyukai satu makanan yang sama, sebut saja ia ‘Bakmi’. Kami pun ternyata
sama-sama suka merampok daun bawang. Kami pun dengan tanpa rasa bersalah selalu
saja hampir menghabiskan stock daun bawang yang ada di meja tukang bakmi di
belakang kantor kecamatan Cengkareng itu. Kesamaan lainnya yang aku dan ia
miliki adalah, tak jarang kami menatap ke arah yang sama, yaitu jendela kelas
IPB. Apa yang ia lihat di balik jendela itu? Sama dengan apa yang aku lihat:
Harapan! ^_^ namun harapan itu, tampaknya sudah semakin Allah jauhkan dari kami.
Tetap semangat ya rul :-)
Teringat saat ia sakit di kelas,
kami khawatir bukan main. Ia membuat pelajaran matematika dengan guru kiler
kami itu batal. Yang lain senang bukan main, namun di sisi lain juga khawatir
dengan keadaannya. Nurul, mungkin jika di urutkan, ialah yang paling pintar
matematika. Kedua adalah Nisa, Ketiga adalah Muji, dan terakhir barulah aku.
Haha :p Nurul adalah pilihan pertamaku untuk menyontek matematika jika ujian
mtk tiba. Nurul, masih ingat tidak kita pernah saling mendiamkan satu sama lain
karena aku yang ngambek gak kamu kasih contekan? Hehe.. betapa
kekanak-kanakannya aku ^^. Uyung juga
sangat kreatif, ia yang selalu saja bisa diandalkan jika ada tugas mengarang.
Ia juga pandai monolog, aaaah…aku tak lupa yang satu ini, air mataku jatuh
berderai dibuatnya saat ia gladi resik monolog untuk pagelaran seni kelas
sebelas IPB kala itu. Empat jempol untukmu Rul :D
Nurul yang sangat suka pelajaran
bahasa Indonesia ini semoga sukses di jurusan yang sedang ia tempuh di UNJ jurusan
bahasa Jepang. Dulu ia sangat ingin jadi guru bahasa Indonesia, wah nurul.
Peruntunganmu itu mungkin untuk aku dulu yaa.. hehe.. aku bahagia karena kita
masih berada di naungan yang sama: UNJ.
Uyung yang dewasa, uyung yang
bijaksana, uyung yang penyayang, uyug yang perhatian. Uyung yang jago masak,
jago mtk, jago mandarin. Tersenyumlah terus untuk dunia, ia takkan letih
melihat senyumanmu. Uyung yang kuat,
uyung yang tegar. Uyungkuh, terima kasih
telah membuat persahabatan ini terasa sempurna :) Aku sayang Uyung selamanya!
3. Mujiati
“Jeng..” itulah yang sering
keluar dari mulutnya ketika memanggilku dan kedua sahabatku yang lain. Sosok
mungil berkulit paling putih diantara kami berempat ini sangat mahir dalam
bahasa Jepang, itulah mengapa sekarang ia berada di jurusan sastra Jepang UNPAD.
Meski sedih karena kami berada di kota yang berbeda, namun setidaknya kami
selalu menyempatkan berkumpul saat ia pulang ke Jakarta. Mojang Bandung yang
satu ini agaknya sibuk dengan urusan kuliah sampai asmanya masih sering kambuh,
dan tubuhnya yang mungil itu tak kunjung gemuk. Hehe.. Nji pun memiliki gaya
tulisan yang sangat khas yang langsung membuat aku mengenali tulisannya, ia
sungguh sangat tidak hemat kertas jika menulis.
Dimana kami berkumpul adalah di
rumahnya. Rumahnya adalah tempat paling strategis untuk kami bernostalgia,
karena letaknya yang tak begitu jauh dari letak SMA kami. Awalnya Nji lah yang
paling sering galau diantara kami berempat, namun sekarang menular kepadaku.
Akhirnya aku tau rasanya galau karena seorang pria. Nji, begitu tegar, aku tak
bisa membayangkan rasanya jika seseorang yang spesial itu justru merajut
untaian kasih dalam bentuk pernikahan dengan wanita lain. Nji mengajariku
keikhlasan. Kami tak lupa untuk berceloteh setiap dia meracau memikirkan apakah
ia harus naik ojek atau angkot saat ia hendak berpergian. Tak di Jakarta, tak
di Bandung, ojeklah yang masih menjadi
kendaraan andalannya. Heheh
Nji yang selalu kami repotkan
setiap saat kami berkunjung ke rumahnya, ia selalu menyempatkan memberi kami
empan (hehe). “Di rumah Nji mah ga ada apa-apa, seadanya aja yah nji mah
nyediainnya.” Kalimat itulah yang selalu aku ingat saat ia mempersilahkan kami
mencicipi hidangan-hidangan yang ia berikan. Ia selalu menggunakan majas
litotes tersebut, padahal meja ruang tamunya selalu Ia penuhi dengan
jamuan-jamuan yang wow untuk kami. Tak jarang pula ia harus merampok beberapa
makanan dari warungnya untuk memberi kami makan, bahkan nasi dan lauk pauknya
untuk kami patoki. Hihi ^^
Gigi yang berjajar rapi milik nji
selalu menghiasi foto-foto yang kami punya. Ia selalu tampil penuh percaya
diri. Sewaktu SMA, makanan favoritnya adalah katsu. Betapa bosannya aku melihat
ia membawa kotak nasi katsu hari demi hari. Lalu karena kami lah dia mulai
terperosok ke dalam warung soto di kantin. Entah mengapa kemudian ia menjadi
begitu tergila-gila dengan soto. Kami bertiga yang selalu menggeleng-gelengkan
kepala saat ia mulai berkata “duh,pedes banget!” padahal ia tidak menaruh
sambal cabe sedikitpun di mangkuknya. Berbeda terjengkang dengan Nisa yang
menggilai sambel, seharusnya Nji berkata “duh, kemanisan nih sotonya!” karena
mungkin jika tidak kami cegah, maka warung soto tersebut akan rugi karena
kecapnya selalu dirampok oleh gadis aneh yang satu ini. Hehe…
Nji-kuh, terima kasih telah
membuat persahabatan ini terasa sempurna :) Aku sayang Nji selamanya!
***
Nji, Nurul, dan Nisa. Terima
kasih karena telah menerangi hidupku dengan cahaya hangat persahabatan. Kalian
lah sahabat tergila yang pernah ada. Mungkin sekarang kita berempat tengah
sibuk dengan pendidikan yang sedang kita tempuh. Kita sibuk menata masa depan.
Namun aku tahu dalam hati kita masing-masing masih menyimpan sejuta kenangan
yang tak terlupakan, dan biarkan aku mengenang semua itu dalam memoriku. Masih
ingatkah kalian dengan beberapa ini:
- Untuk sosok-sosok F4 versi kita berempat, yang pernah kita pikirkan?
- Untuk uang-uang sumbangan yang kalian minta ke seluruh teman-teman IPB menjelang ulang tahunku? Kalian melakukannya di depan mataku, hal gila macam apa itu. Haha
- Saat aku, nisa, nji membungkus dengan Koran hadiah ulang tahun untuk Nurul yang kami lakukan di depan wajahnya. Lalu kemudian meminta ia langsung membukanya kembali. What a crazy! haha
- Tukang bakso yang minta kecap?
- Saat kita berempat sama-sama bercerita, lalu menangis Bombay bergantian dan mengakhirinya di wc pojok lantai 2 di SMA kita itu?
- Saat ketua kelas kita ‘Boim’ melambaikan sapu tangan putihnya ketika aku terjatuh menubruk lantai akibat permainan berputar-putar depan kelas? Nji yang mencoba memeriksa keadaanku lalu menenangkanku itu pasti juga tertawa dalam hatinya. Haha
- Saat menghitung berapa juta yang melekat di setiap orang yang lewat? :p
Coba kalian bantu aku melengkapi
memori-memori tersebut, agaknya memoriku ikut sedikit terhapus saat aku mencoba
mendelete beberapa memori yang tak ingin
ku ingat saat SMA :’)
Banyak sekali hal yang ingin aku
tuliskan di sini, aku rasa aku bisa membuat sebuah buku biografi, atau
bibliografi, atau novel mungkin jika aku terus melanjutkan tulisan ini. Aku
gila, aku yang sangat menggilai kenangan masa lalu, kadang masih terperangkap
dengan semua memori-memori yang bercampur antara keindahannya dan keperihannya.
Aku beruntung memiliki kalian, dan pernah merasakan cinta persahabatan. Meski keadaan
kini berbeda dengan yang dulu, namun aku ingin tetap merajut persahabatan ini
sampai nafas ini habis. AKU CINTA IMUN SELAMANYA! :-)
Jakarta, 22:00 WIB, 26 Juni 2013.
Foto BTS 2010 (Nji, Nisa, Iiin, Uyung) |
Kumpul2 di awal 2013 |
Ultah Nji ke-21 (Nisa, Uyung, Nji, Iin) |
Wednesday, June 19, 2013
Peran Pemuda Pada PEMILU 2014
Pemuda,
harapan bangsa. Kiranya peran pemuda tak perlu diragukan lagi dalam proses
pembangunan bangsa Indonesia. Terlebih lagi Semangat-semangat pemuda Indonesia
sangat diperlukan untuk terus berkarya dan mengembangkan potensi yang dimiliki demi
Indonesia yang lebih maju.
Pemilihan
umum (PEMILU) 2014 adalah masa dimana setiap orang yang telah memenuhi
persyaratan untuk menjadi pemilih untuk memilih calon-calon pemimpin negara. Di
sini lah peran pemuda sangat berpengaruh dalam membawa pemilu kepada semangat
yang lebih segar. PEMILU 2014 akan menjadi ajang pemilihan umum yang dinanti
pembaharuannya. Sebagai pemuda, tentu kita dituntut untuk lebih aktif dan
semangat dalam menyambut PEMILU, dan mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat.
Banyak
hal yang dapat dilakukan oleh pemuda untuk PEMILU yang lebih berkharisma, dan
jauh dari kesan culas, yakni tidak membuat publikasi yang terlalu berlebihan
dan terkesan mubazir, dan membuat publikasi dengan bentuk yang kreatif dan
bermanfaat untuk masyarakat umum. Banyak tempat yang dapat dimanfaatkan untuk
ruang publikasi akan PEMILU. Disinilah peran pemuda dalam memberi ide kreatif, misalnya
dengan memanfaatkan sarana umum atau tempat-tempat umum sebagai ruang publikasi
calon-calon legislatif tersebut. Sebagai contoh, kita dapat memasang
iklan-iklan tentang pemilu di mall, dan tempat-tempat dimana banyak
muda-mudi biasa berdatangan. Buktikan bahwa pemuda mempunyai peran besar dalam
kemajuan bangsa!
“MAJU UNTUK PEMILU
2014”
Nur
Malindah Lestari (Kelompok 1: Flores)
Wednesday, September 5, 2012
D i a . . am
Seratus dua puluh lima hari yang
lalu kita berjumpa untuk berpisah
Di persimpangan
jalan itu kita pilih arah masing-masing
Bukan yang
pertama
Bukan pula tuk
yang kedua
Tetapi yang
ketiga
Lengkaplah
menjadi batas atas kesetiaan yang kau pertaruhkan
Aku memang
terlalu egois
Mencintaimu
dengan caraku
Menginginkanmu
utuh hanya untukku
Aku memang egois
Tuk tetap
bertahan denganmu
Walau semua orang
mengutukiku
Secara akal sehat
jelas aku bodoh
Hari itu kau
tersenyum
Duduk disampingku
Mungkin kau
menanti kado dariku
Maaf
Di hari ulang
tahunmu..
Justru ku ingin
kita memilih jalan masing-masing
Kau dengan
caramu.. aku dengan caraku..
Kau mengangguk
Kau tersenyum
Kau genggam
tangan ini
Kau iringi
langkahku dengan perlahan
Sampai di
persimpangan jalan itu
Tanpa sepatah
katapun kita saling melepaskan gengaman
Kau paham.. aku
paham..
Seminggu kemudian
Semuanya terbukti
Kau tak dapat
mengelak
Semua orang pun
paham kau memang tak pantas untukku
Dan apa yang
terjadi padamu sekarang
Sungguh.. aku tak
lagi peduli
Hai rere.. kau
tahu..
Aku sudah
melupakan semua kepahitan itu
Aku tak dendam
padamu.. aku justru berterimakasih padamu
Karena kau.. aku
tahu rasanya sakit dikhianati
Dan aku sama sekali tidak ingin berlaku demikian
dengan orang yang kusayang..
Karena cinta,
bukan taruhan
Dan cinta tak
butuh persyaratan
Re..
Seperti
keinginanmu,, aku menemukan sesoarang yang lebih baik darimu
Jauh... lebih
baik darimu..
Aku menyayanginya
tanpa sedikitpun ada bayang-bayangmu...
Karna dia tak sepertimu..
Dan karena dia adalah dia....
Bukan yang kamu tapi bukan kamu......
Subscribe to:
Posts (Atom)